pesta demokrasi daripada Soeharto
menghantui arwah demokrasi reformasi
Indonesia apanya Pancasila vs Pancasila apanya Indonesia.
Bukan pertanyaan dan juga bukan pernyataan. Rakyat awam semangkin bingung
dengan sistem pemerintahan. Pakai gaya apa, model apa. Sebutan yang asing di
kuping rakyat.
Mengapa tidak ada politisi sipil yang berklas, pasca
terbenamnya Orde Baru. ironis binti miris, RI-1 ketiga, keempat dan kelima masa
baktinya tidak penuh satu periode. Kian terbukti tanpa seleksi fakta unggulan.
RI-1 keenam sempat-sempatnya dua periode berturur-turut.
Imbangan ‘di bawah sepatu lars’ model SBY muncul JK yang
RI-2 ke-10 dan ke-12. Maunya meleset
atau melesat ke RI-1. Golkar selaku kendaraan politik penguasa tunggal Orde
Baru. Membuat kader utama Golkar, macam JK, menjadi ‘tahu apa itu tahu’. Tinggal
pandai-pandai menempatkan diri dalam antrian.
Semoga fakta dua periode berturut-turut RI-1 ketujuh,
tidak mengarah ke perkara yang memang menjadi hak prerogratif Allah swt. Selama
masih tersedia anak bangsa yang bersedia tahu mana kanan, mana kiri. Selagi doa
rakyat tak kunjung henti 24 jam sambung-menyambung. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar