Halaman

Jumat, 06 Maret 2020

pesta demokrasi daripada Soeharto menghantui arwah demokrasi reformasi


pesta demokrasi daripada Soeharto menghantui arwah demokrasi reformasi

Indonesia apanya Pancasila vs Pancasila apanya Indonesia. Bukan pertanyaan dan juga bukan pernyataan. Rakyat awam semangkin bingung dengan sistem pemerintahan. Pakai gaya apa, model apa. Sebutan yang asing di kuping rakyat.

Mengapa tidak ada politisi sipil yang berklas, pasca terbenamnya Orde Baru. ironis binti miris, RI-1 ketiga, keempat dan kelima masa baktinya tidak penuh satu periode. Kian terbukti tanpa seleksi fakta unggulan. RI-1 keenam sempat-sempatnya dua periode berturur-turut.

Imbangan ‘di bawah sepatu lars’ model SBY muncul JK yang RI-2  ke-10 dan ke-12. Maunya meleset atau melesat ke RI-1. Golkar selaku kendaraan politik penguasa tunggal Orde Baru. Membuat kader utama Golkar, macam JK, menjadi ‘tahu apa itu tahu’. Tinggal pandai-pandai menempatkan diri dalam antrian.

Semoga fakta dua periode berturut-turut RI-1 ketujuh, tidak mengarah ke perkara yang memang menjadi hak prerogratif Allah swt. Selama masih tersedia anak bangsa yang bersedia tahu mana kanan, mana kiri. Selagi doa rakyat tak kunjung henti 24 jam sambung-menyambung. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar