ketika manusia gagal menjadi manusia seutuhnya
Program nasional
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya oleh penguasa tunggal Orde Baru sudah
terasa nyata di rezim politik presiden ketujuh RI. Kontribusi empat presiden
sebelumnya dengan menyederhanakan formulasinya. Kekayaan segelintir orang kaya
lama nusantara yang terwariskan ke anak cucunya, setara dengan kekayaan ratusan
juta penduduk miskin.
Lain pasal
kejadian dengan kiprah, kinerja, kontribusi manusia politik mampu menentukan
nasib bangsa lima tahunan. Sesuai asas pesta demokrasi daripada Soeharto. Semangkin
akurat membenarkan praktik daripada demokrasi nusanatara sesuai selera yang
punya negara. Daya kritis rakyat cukup jadi bahan mimpi malam atau bahan
rembukan dalam hati.
Stabiltas jiwa-raga manusia yang dinamis, rawan-rentan-riskan
terhadap perubahan ikilm. Mungkin tak selaras dengan daya juang unsur
kemanusiaan di dalam dirinya. Manusia bisa berubah setiap saat. Bukan karena
labil jiwa atau selalu mencari jawaban ‘siapa aku’.
Kompetisi,
persaingan hidup antar manusia menjadikan nila-nilai kemanusiaan tergerus, terkikis,
tersublimasi secara alami manusiawi. Kuadran tertentu, malah tergadaikan secara
sadar, sengaja, berencana. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar