tidak semua lelaki, hidung belang vs punya kumis
Oplosan lirik lagu. Tidak
salah, lelaki memang berlagu. Lagak-lagunya seperti sanggup menelan gunung. Ingat
anak wayang Semar vs Togog. Lomba pindah pulau kecil dalam semalam. Kompromi,
jalan tengah menetapkan “hidung belang berkumis”.
Pada
zamannya, penyelenggara negara beda tipis dengan penjual negara. Tanpa menuding
pihakan maupun tunjuk hidung yang sudah
jelas bukaan mulutnya.
Nusantara tidak mengenal
boneka kayu Pinokio. Boneka politik ada dimana-mana. Boneka politik
multiguna. Selaku pemain pengganti untuk menghindari resiko konfrontasi frontal.
Paham
asas mégatéga mendasari karakter politis peperangan masa depan dan tujuan akhir
politik. Kader kutu loncat bagian taktik penyusupan
langsung ke jantung lawan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar