kaum sarungan mbokdé mukiyo, dudu kawan surungan
Peraturan
penjajah Belanda, agar setiap haji nusantara memakai seragam haji. Identitas
diri, mudah dikenali.
Memudahkan pengawasan. Berlanjut sampai sekarang. Beda jauh dengan fakta
lapangan. Lelaki celana komprang, telanjang dada. Ditanya nama, tak
pakai lupa sebut gelar ‘haji’.
Beli kopi di warung
terdekat. Sebut ‘kopi hitam’. Kalah pamor dengan ‘kopi putih’. Instant, tanpa
ampas. Ada juga serbuk rasa kopi.
Tutup kepala bernama
kopiah hitam, peci hitam identik nasionalisme kenusantaraan.
Yang membedakan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar