Halaman

Sabtu, 02 September 2023

jangan kamu vs kamu jangan

jangan kamu vs kamu jangan 

Langka kejadian. Orang rebutan mau memandikan jenazah. Bukan karena sosok, ketokohan alm / almh. Keberkahan dari si pembawa kebaikan. Fardhu khifayah, terlebih sudah ada petugas dari DKM setempat. Teruji kebaikannya, tetap tak mau dipuji, disanjung. Karena merasa semua orang bisa, bahkan lebih baik ketimbang dirinya.

Kondisi perwatakan manusia sesuai kategori, sangat mengharukan. Kinerja diri selang 24 jam diwarnai keterbolak-balikan jiwa, rohani maupun spirit spiritual. Semua hari dianggap baik, bebas mau berbuat apa saja, bertindak asal-asalan. Rambu-rambu kehidupan yang bersifat tabu, pamali, ora ilok dianggap normatif, pasal adat.

Mayoritas, aklamasi, arus utama kehidupan harian melakukan hal begituan. Di kejadian nyata, rasanya sebagai hal layak, lumrah, lazim, kaprah, jamak, umum, wajar

Jalan dan jembatan di DKI Jakarta dibangun dari dana lokalisasi dan legalitas judi. “Kalau tidak suka, jangan lewat sini!”: ujar Bang Ali. sang gubernur.

Kalau tidak tégaan, mégatéga, anéka superméga . . . jangan main politik. Main gundu. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar