Halaman

Rabu, 27 September 2023

tak ada pakar, mantan napi pun jadi

tak ada pakar, mantan napi pun jadi 

Kejadian yang tak masuk akal sehat manusia sehat, secara konstitusional bisa terjadi dan terjadi lagi. Tentunya setelah proses penyesuaian dengan gejolak zaman dan tuntutan peradaban. Nilai jual pelaku tunggal tipikor, pasca tebus dosa, langsung melejit. Posisi aktor intelektual, aman-aman saja. Aksi lenyap terdakwa tipikor atau kasus politik tingkat nusantara, bukan hal baru dan tabu di rimba belantara hukum tak bertu(h)an. Reformasi birokrasi terasa nyata lewat pangkas bawah birokrasi sipil. Beririsan dengan pola bagi-bagi kursi jabatan jenderal di birokrasi militer. Alat negara praktis dan taktis menjadi alat penguasa.

Format multipartai sederhana membuka peluang kepada pihak manapun, untuk unjuk jati diri. Spesifikasi bakalan kader parpol abangan tidak mengutamakan moral kebangsaan. Baik kata media massa artinya ybs layak diterima secara umum. Tanpa catatan atau embel-embel. Sering jual tampang di media massa arus pendek. Tanda masih punya penggemar. Kian berklas jika masuk kategori kader kutu loncat vs penyusup di depan mata. Modus apapun halal secara konstitusional. Asas serbatéga, mégatéga, anékatéga menjadi landasan moral partai, agar tetap eksis di setiap pesta demokrasi.

Politik kenusantaraan bukan nyaris, bahkan sudah bulat dalam hati dianggap agama bumi. Loyal total ke pemunya partai, tanpa mikir sing ora-ora. Modél modal téga-tégaan selaku budak politik, boneka politik, bangsa kuli, mental inlander. Episode kaé pejah gesang gawé nelongso bebrayat. Piyè yèn isih urip. Medèni simbah. Urip sepisan, tancap gas. Anti salib sigap saling libas. Aji mumpung vs mumpung aji. Sadar diri kalau hanya dijadikan tumbal politik. Jelang babak akhir kaping pitu. Cari pegangan hidup agar tak terhanyut arus deras revolusi kerakyatan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar