mampir ngombé ojo lali nggowo lambé
Sanggahan pemirsa, judul belum
komplit. Sengaja bikin penasaran. Sudah bunyi tapi seperti ada yang janggal. Keindahan berbahasa tulis. Maknawi beririsan dengan
filosofi kehidupan manusia di muka bumi. Terapkan asas banding-sanding-tanding
dengan dimensi kehidupan setelah kematian.
Asumsi bahwa “lambé” simbol tergantung
adat lokal. Bemper mulut yang multiguna. Salah satu panca indra urusan rasa merasakan rasa. Wujudan, bentukan menentukan
karakter wajah ybs. Indikator ‘siapa
aku sejatinya’. Alami, tanpa dibuat-buat, settingan. Gaya senyum obat pemutih
gigi sudah apkir.
Manusia dengan sadar dengan nilai kemanusiaan.
Akhirnya, sadar bahwa ekspresi wajah bukan pasal dan hal utama. Tampil
bak gaya bangun tidur. Santai saja. Dibuat gaya-gayan malah mati gaya.
Jadi, bagi setiap insan manusia
mampu jaga mulut. Yakin diri sang lambé tidak akan diam seribu bahasa. Sigap tanggap
ber-reaksi cepat. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar