penyimpanan arsip bersejarah mbokdé mukiyo, dudu penyimpangan bukti sejarah
Tes wawasan percaturan
kenusantaraan khusus buat ABK. “Mantan presiden RI tidak sempat hadir di
upacara kenegaraan peringatan hari kemerdekaan 17 agustus. Sempat-sempatnya tumpengan
di markas besar partai politiknya. Disebut . . . . . ABK”.
Ironis binti kronis. Satu
orang pejabat negara selaku pimpinan tertinggi pada lembaga negara anyar, setingkat menteri, dilantik oleh kepala negara.
Tanpa sungkan, risi, malu sang oknum ABK tahu-tahu menongolkan batang
hidungnya. Mlebu tipi.
Anekdot, satire humor
politik menghibur rakyat. Tahan tawa malah dikira ngomongin laku berlagu sarat lagak. Tepuk tangan keras dikira ngusir secara halus.
Perasaan
diri sendiri merasa diri ini bukan siapa-siapa. Besok mungkin saja masuk kotak
sang dalang. Gejala kasat mata tidak bias ditipu-tipu
dengan polesan, olesan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar