aktor intelektual kehormatan di balik mégakasus
Entah ada kejadian apa, sehingga diabadikan lewat
pepatah “lempar batu sembunyi tangan”. Itu doeloenya doeloe. Jangan banding-sanding-tanding
dengan modus gebrakan multipartai. Usai sukses
adu domba antar anak bangsa. Langsung pindah lokasi.atau tunggu order dari
pihak berbeda.
Pasca pecah belah persatuan nusantara, dengan
gagahnya tepuk dada. Viral lewat media sosial. Lempar perkabaran bernada
menghasut, menghujat. Model promosi-propaganda-provokasi sesuai paket. Sekali pakai
atau kontrak jangka waktu tertentu. Penyedia jasa tebar sebar berita atau pendengung bias bermain untuk siapa saja. Lain waku
terima order dari pihak yang pernah jadi target dan sasaran.
Jangan ditanya atau jangan bilang-bilang. Biro khusus
pemenangan pemilu di partai politik yang
sedang berkuasa. Jadi bukannya merekrut kader atau pendidikan politik lewat pola
indoktrinasi. Sanggup dan mampu melaksanakan kebijakan partai, itulah yang
dicari. ATN bergerak langsung jadi kader kehormatan.
“Biro khusus” bak motor dan jantung
penggerak partai politik. Di bawah komando oknum ketua umum. Menentukan seberapa
abangnya program partai. Mempertaruhkan nasib anggota dan kawan partai. Bebas
ditaruh dimana saja, sebagai apa,kapan saja. Termasuk resiko lenyap dan senyap
dari panggung politik. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar