politik lebih buas ketimbang politik itu sendiri
Padahal ybs merasa tidak
begitu. Terbentuk di partai politik nasionallitas berkenusantaraan bebas haluan
ideologi. Dominasi rumusan supertéga, mégatéga, serbatéga, anékatégaunutk
menjalankan roda parpol sampai tingkat bawah. Fungsi wong-cilik selaku acuan
raih kursi wakil rakyat, tanpa pandang bulu. Ajaran oknum ketua umum parpol
menjadi agama bumi. Wangun ora wangun, tancap gas, sigap libas.
Simbol parpol menjadi
acuan utama oknum sekjen modal corong, congor, ngocor bebas tanpa hambatan.
Sesama kawan partai bebas bersaing meraih kursi yang sama. Modus kader kutu
loncat vs penyusup di depan mata, bukan pasal tabu, pamali, nista, aib. Mau
maju harus sanggup, lihat “téga”.
Syarat
mendapat KTA, punya nilai jual eceran ahli mengendengus, mendengung, mendenging
tanpa tatap muka. Tidak mau tahu siapa sasaran dan
target. Korban tak sengaja atau salah korban, bisa-bisa bisa anggota keluarga ybs. Tidak masalah dengan
terjadinya keluarga nasakom subversi reformasi vs persekutuan kerabat
pegiat partai.
Hantam karma sampai
lawan terkapar di tengah panggung. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar