kisah kasih tak sampai-sampai akhirnya bersambung
Sejarah
peradaban umat manusia bumi. Mendaur ulang, format ulang, isi ulang masa kelam yang tak pernah silam. Penemuan baru,
pembaharuan untuk meneguhkan yang semula samar-samar, disamarkan menjadi gamblang, terang benderang. Tanpa tedeng
aling-aling. Dilakukan manusia beradab, melek dan paham adab berkemanusiaan
secara demonstratif. Tidak pakai malu-malu kucing. Kucing tak tahu dan tak mau
malu. ”Puteri malu” tetap eksis, susah dijumpai.
Sebut saja laku
LGBT. Ciri wanci negara maju berperadaban. Asas transparansi, pola terbuka
untuk semua urusan antar manusia skala global. Beririsan
dengan laju teknologi informasi, komunikasi dan transportasi sepur super-ngebut. Sopo sing ngebutuhaké nusantara. Negara
lain tak suka nusantara jaya karena punya rumusan dasar negara “gotong
royong”.
SDM (sumber
daya manusia) utawa populasi penduduk 5 (lima) besar dunia menentukan besaran impor beras. Ujung-ujungnya, ikut menarik impor kebutuhan bahan pokok
lainnya.
Kucing ras unggul, bersertifikat
silsilah “ora doyan gerèh pètèk alias ikan asin”. Ora nyolongan. Nanging tetep ngising ning pekarangan tetangga.
Lebih daripada itu. Berahi, libido, syahwat memuncak tidak akan
mengembat kawan sejenis. Ini tentang kucing. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar