Halaman

Kamis, 14 September 2023

rekonstruksi 2024, satukan samakan langkah jangan membelah diri

rekonstruksi 2024, satukan samakan langkah jangan membelah diri 

Bicara membicarakan nusantara tak akan lepas dari konstribusi, kiprah, kinerja ummat Islam, agama Islam dan kaum bangsa keislaman. Hasrat merdeka mulai dari angkat senjata melawan penjajah bangsa dan negara asing. Perjuangan fisik bersifat sporadis. Pergerakan bersifat penguatan moral religiusitas lewat organisasi kemasyarakatan (ormas).

Karakter ummat Islam, bisa dan mau bersatu, bersinergi jika menghadapi musuh yang sama.

Pemilu 1955 terlihat potensi ummat Islam terkotak-kotak lewat parpol Islam, parpol berlabel Islam, haluan parpol Islam, identitas parpol Islam. Paham ideologi semakin paham bahwa kepentingan menjadi tujuan. Faktor penentu kebijakan partai. Tidak bisa berbagi, main rasa tenggang rasa.

Nasakom jiwaku produk unggulan Orde Lama dengan BK-nya. Ummat Islam menjadi target, sasaran fisik pihak manapun. Khususnya PKI (partai komunis Indonesia). Lanjut 1975 penyederhanaan organisasi sosial politik oleh rezim militer-politik daripada Orde Baru. Peta rute nasib parpol Islam sudah terpetakan secara sistematis.

2024, eksistensi dan jati diri ummat Islam diuji ulang. Beban ujian tak beda jauh, hanya terasa lebih masif, bernas, padat berisi, berat. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar