ikatan moral capres 2024, balik adab vs balik muka
Wolak-waliking
zaman. Wis édan tenan nganti pitung turunan, tetep ora keduman. Partai politik ala abangan semakin menjadi-jadi dan
menjadikan politik sebagai panglima, politik selaku agama dunia. Motivasi,
minat, modus asal tampak konstitusional menjadi halal, legal. Preman jalanan
menentukan langkah dan nasib politik negara.
Falsafah, filosofi, filasafat yang
mendasari globalisasi maupun lintas negara tanpa batas, adalah asimilasionisme.
Konsep dasar ini melegalkan yang kuat akan mendominasi yang lemah. Pas dengan
bunyi tak terulis hukum rimba belantara politik nusantara tak bertuh)an.
Struktur
piramida berbangsa dan bernegara, menjadi bukti empiris siapa bisa menjadi apa.
Apa bisa berbuat
apa saja. Gerakan aksi dan sanksi terselubung sigap mengandalkan masa depan.
Pada pasal lain, mampu memperpendek jarak dan mempersingkat waktu untuk
bersegera mewujudkan sanksi kerajaan langit.
Domba punya tanduk, bukan untuk
sebagai senjata saat adu domba. Kerbau punya sepasang tanduk, tenaganya dipakai
untuk membajak. Daya kuda karena karakter daya tahan lari. Cepat dan tahan
lama. Kuda pacu tentu beda klas ideologi dengan kuda tunggang.
Agar tak
tendensius dan hindari kilas bias. Kita banding-sanding-tanding judul dengan
peribahasa “janma angkara mati murka”. Makna sederhananya,
manusia angkara meninggal serakah. Diuraikan, menjadi 'manusia angkara tertimpa
musibah karena keserakahannya’. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar