Halaman

Kamis, 28 September 2023

batas akhir rezeki manusia

batas akhir rezeki manusia 

Tepat berlipat. Kata rezeki masuk perkara ghaib. Apa bagaimananya menjadi hak prerogatif Allah SWT. Semua umat manusia mendapatkan limpahan rezeki dan curahan nikmat sehat bugar. Tarik nafas sedot oksigen gratis. Perasaan, telah bekerja mati-matian. Rezeki lewat di depan matanya. Hasilnya segitu-gitu saja. Pihak lain, duduk manis Rp yang mencarinya, mendatanginya. Kelihatan tidak seperti berbuat apa-apa, rezeki tetap mengalir bahkan berlimpah.

Manusia selaku makhluk hidup, tidak akan lepas dari sistem desakan naluri dan dorongan hawa nafsu, termasuk naluri keduniaan dan nafsu kekuasaan.

Semboyan banyak anak banyak rezeki. Selaku pemahaman datangnya rezeki ke siapa, tidak pandang bulu, batas umur, gender, status dinamis sosial maupun asas bonus demografi. Dari arah tak terduga.

Rezeki bukan sekedar hasil akhir dari proses manusia wajib kerja, wajib usaha, mencari nafkah. Paket rezeki anak manusia sudah dipatok oleh-Nya. Anak membawa rezekinya masing-masing. Sesuap nasi di depan mata, belum tentu rezeki kita. Rezeki orangtua bisa saja lewat anak-anaknya. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar