swagenerasi nusantara, sekali jadi vs kedaluwarsa
Generasi nusantara masuk bilangan
sumber daya manusia (SDM) tergantikan. Sebutan yang bersifat universal, terasa
aneh di fakta lapangan. Secara format umum, pola global antar SARA, tampak
nyata staratifikasinya. Model perwajahan, berkat asupan gizi standar. Beda tipis.
Mana model padat berisi dengan mana modal sedikit bicara, banyak cakap. Anomali
wawasan kebangsaan, martabat jidat vs martabat pantat.
Ajang tawuran politik jelang ganti
penjaga negara. Rebutan kuasa negara, tetap saja pemilih pasif terkorbankan
sia-sia. Tidak milik alias golput, salah. Mau milih, takut yang dipilih orang
salah. Generasi pemilih pemula 2024. Belum-belum sudah alergi-antipati-apriori.
Suguhan saling pamer bégo antar kontestan. Saling bunuh karakter lewat jasa
media massa arus utama. Mirip laga preman jalanan rebutan lahan parkir.
Penamaan salah jurusan, salah alamat
maupun salah sendiri mendominasi karakter generasi nusantara. Dapur umum secara
massal, kolosal tapi untuk perut pribadi.
Parpol pemula, parpol non-parlemen mahir
membudidayakan dapur negara. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar