nikmat sehat hari ini untuk hari ini saja
Generasi ‘G’ nusantara,
khususnya pengguna sumbu pendek tak bergeming simak judul. Ditanya komentarnya,
pendapatnya cukup geleng-geleng kepala atas. Sambil garuk-garuk gitok, geger,
gulu tanda tak paham. Kelompok umur atau gaya gaul cukup umur. Pasang ekspresi
wajah diri dikira sedang berpikir keras. Gundul mantuk-mantuk bak
mengingat-ingat pengalaman. Bahasa tubuh model goyang-gayung menstimulus
imajinasi, kreativitas mengakali-akali bahasa langit. Alih ke sub-generasi
wajah kota.
Pendekatan kebahasaan. Dikira
‘nikmat sehat’ berupa paket kebijakan kesehatan penguasa. BPJS atau model
eceran sesuai kondisi daerah. Bantuan sehat mirip bantuan sosial. Bedanya,
bansos ditangani kemensos. Sedangkan bantuan
sehat menjadi tanggung jawab kemendagri yang paham tingkat kesehatan
daerah. Paham daerah dengan sehat struktural.
Wajar jika umum mengira
sehat adalah kondisi diri tidak sakit. Aktivitas harian, 24jam, dikerjakan
rutin seperti biasanya. Kebal dengan penyakit penyerta, penyakit utama,
penyakit ikutan. Sigap hadapi penyakit tiban, penyakit dadakan, penyakit
susulan, penyakit titipan.
Bersyukur masih ada anak
bangsa pribumi nusantara. Paham bahwa nikmat sehat dari-Nya. Bukan nikmat
sekedar tidak sakit. Bukan berupa paket subversi manusia. Curahan, limpahan
nikmat sehat bagi semua umat manusia. Berlaku seumur hidup. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar