jeroan demokrasi nusantara, politik tanpa bentuk vs gerilya politik
Pemirsa lintas
peradaban tanpa batas umur, simak kata kunci ‘demokrasi’. Berharap pada bukaan pertama terdeteksi, tersirat, terindikasi gejala wujudan ’kedaulatan
rakyat’. Minimal tampak turunan pertama demokrasi universal. Khususnya yang
terjadi di negara berkembang menjalar di tempat.
Malah tercium aroma irama dominasi
manusia-ekonomi, tirani minoritas, lanjutan dwifungsi ABRI (alat negara menjadi
alat politik penguasa) maupun gerakan politik jalanan. Pendidikan politik
praktis lewat jasa kelompok pendengung, pendenging dan pendengki. Literasi
anarkis politik digital menjadi sarana promosi-provokasi-propaganda.
Kebijakan
partai menjadi dogmatis. Harga mati. Bukti(kan) asas loyalitas tunggal,
loyalitas total jenderal. Mengkritisi kondisi
internal partai sama saja mempercepat masa kontrak politik. Nasib jadi
pelengkap penderita, pakai jurus kutu loncat. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar