jalan kaki menjaring sengatan matahari
Ingat parikan “jas bukak iket
blangkon, ndas botak dientup tawon”. Namanya ‘tawon kurang
ajar’.
Sengatan tawon, mampu membuat badan
bak tersengat. Sengatan listrik melayangkan nyawa manusia. Efek arus pendek listrik membumihanguskan
bangunan bahkan komplek. Cara efektif main gusur demi pembangunan untuk
kepentinan umum. Kalah pamor dengan episode konflik agraria.
Rasanya, narasi kebangsaan melenceng
dari judul. Kembali ke niatan awal.
Akankah manusia
masih merasa butuh terpaan sinar matahari langsung bagi pertumbuhan dan pertambahan umur dan atau usia. Sibuk diri yang masih aktif, mau tak mau,
menerobos liwat lokasi pemanasan bumi. Polusi menambah proses penuaan dini
kulit.
Mengikuti kebijakan garis edar,
orbit matahari. Mau liwat mana. Sesuaikan arah kaki kejar bayangan diri. Jalan
cepat, olah raga egois. Pandangan lurus agak ke bawah. Atur nafas mulut. Ikuti
bayangan mau belok ke mana. Punggung terpapar langsung. Tak perlu pakai tutup
kepala.
Jalan kaki di dalam komplek, pilih
rute panas. Berangkat pulang, habiskan waktu >30 menit. Menyerap energi matahari. Kendati haus,
jangan langsung balas dendam. Teguk air hangat lebih tepat manfaat. Rutin kaki
dijalankan sambil jemur ubun-ubun. Efek samping mengurangi aksi bésér.
Jaga bugar
diri. Tak tergantung kebijakan alam dan atau kebijakan pemerintah. Mau sehat
wajib ikhtiar. Menjaga stamina, daya tahan, daya dukung
dan daya tampung jiwa raga menjadi menu harian. Melangkahkan kaki sesuai manfaat sinar matahari maupun waktu antar waktu
sholat fardhu 5 waktu.
Tepuk lutut memancing darah kotor, sampai
memar. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar