Halaman

Minggu, 24 September 2023

fiksi hukum, méntal baliho vs boneka partai

fiksi hukum, méntal baliho vs boneka partai 

Jadi, demikianlah ketetetuan hukum tentang penterapan hukum tertulis. Berkat laju teknologi informasi, komunikasi, pekabaran melampaubatasan ketahanan méntal anak bangsa. Gaduh politik istana langsung masuk kuping kiri emak-emak berdaster, bau migor curah, sedang BAB di empang MCK. Tambah asupan gizi gratis.

Jadi, sesuai asas Fictie Hukum atau Fiksi Hukum. Asas yang menganggap semua manusia tanpa pandang bulu dianggap telah mengetahui adanya hukum (presumptio iures de iure). Adagium bahasa Latin dikenal ignorantia jurist non excusat, ketidaktahuan hukum tidak bisa dimaafkan.

Tidak semua orang tahu ada berapa UU produk kompromi politik yang peruntukaan utama untuk kebutuhan dan atau kepentingan rakyat.

Pendekatan pembangunan tidak identik tarik suara pemilih pada pesta demokrasi.

Pasal "nama baik" dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh orang baik-baik untuk menjaga reputasi diri dari cemaran pihak yang tidak berhak. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar