manusia bumi dan naluri keakhiratan
Belum-belum, pemirsa
ajukan nada setengah protes. Judul lebih pas cocok “manusia bumi dan iman
keakhiratan”. Ilmu penulis tentang judul usulan, belum cukup umur. Membuat
alinea pembuka saja sudah gamang. Ketahuan ketidaktahuannya. Pakai kalimat
sederhana, umum. Takut melanggar kaidah HAM. UUD NRI 1945 dengan 4x perubahan,
mengakomodir frasa “yakin akan kepercayaannya, percaya akan keyakinannya”.
Untuk menyamakan
persepsi, kilas balik ke kisah Ibrahim kecil mencari siapa itu tuhan. Manusia
bumi tidak mau kalah dengan riwayat Ibrahim kecil. Mereka dengan daya keakalan
diri, mencari tuhan ada dimana saja, tuhan ada berapa, wujudan nyata seperti
apa. Mirip wayang subversi India.
Ingin tahu saja, cukup
sekedar tahu, ingin tahu sekali setelah itu “tidak mau tahu”. Manusia bumi
mampu meraih nikmat dunia. Lihat hasil akhirnya. Abaikan prosedur, proses,
protokol perjuangan. Model kaya 7 (tujuh) turunan. Sejak dari sono-nya. Penyakit bakat kaya. Sukses
berkat keringat sendiri. Pakai otak sendiri. Wajar jika memahami “keahiratan”
adalah “hasil akhir” kisah suksesnya. Nyaris melankolis.
Merenungi judul yang
sigap cetak. Isya’ di masjid kompleks tempat tinggal.. Kondisi diri 50% : 50%.
Anomali cuaca ekstrem penebar penabur ISPA. Banyak kejadian tak terduga. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar