Halaman

Selasa, 10 Desember 2019

utamakan partai daripada


utamakan partai daripada

Kalau sudah sebagai asumsi historis, mau bilang apa lagi. Bisa-bisa bisa kualat, kena tulah atau bahkan kutukan rakyat. Jangan membangunkan harimau yang sedang mimpi siang bolong.

Kalau dibilang, mengapa sebegitu getol, gairah, ranjing, nafsu manusia mendirikan sebuah bentukan partai politik. Ybs saja tak tahu. Apalagi sopir bajaj. Ada yang bisa dilihat, sementara rakyat umum tak tahu. Bahkan yang dilihat itu seputar rakyat. Merasa berangkat dari kebutuhan rakyat.

Kalau terjadi nyata, manusia ekonomi yang berpengalaman mendirikan perusahaan sampai klas multinasional, semi global bukan tanpa mendadak, ikut arus mendeklarasikan partai politik dengan platform yang standar, terdaftar. Mirip bahasa dan bahasan hukum. Satu kalimat memang harus dijelaskan walau seperti satu alinea, satu paragraf.

Kalau mau tahu, di negara adidaya yang tersisa, partai politik sedemikan dibutuhkan. Soal multipartai atau model terkini, tak jadi soal. Memahami sejak dini bahwasanya untuk sampai kursi tertinggi perlu kendaraan politik.

Kalau saja ada ikhwal, hal, pasal lain dan pernah terjadi. Krisis negara berkepanjangan diiringi munculnya sosok ketokohan. Entah menerima wahyu yang bagaimana. Tanpa sidang paripurna langsung secara aklamasi didaulat sebagai penjaga keutuhan bangsa.

Kalau ada yang belum ada. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar