utamakan partai daripada
Kalau sudah sebagai asumsi historis,
mau bilang apa lagi. Bisa-bisa bisa kualat, kena tulah atau bahkan kutukan
rakyat. Jangan membangunkan harimau yang sedang mimpi siang bolong.
Kalau dibilang, mengapa sebegitu
getol, gairah, ranjing, nafsu manusia mendirikan sebuah bentukan partai
politik. Ybs saja tak tahu. Apalagi sopir bajaj. Ada yang bisa dilihat,
sementara rakyat umum tak tahu. Bahkan yang dilihat itu seputar rakyat. Merasa berangkat
dari kebutuhan rakyat.
Kalau terjadi nyata, manusia ekonomi
yang berpengalaman mendirikan perusahaan sampai klas multinasional, semi global
bukan tanpa mendadak, ikut arus mendeklarasikan partai politik dengan platform
yang standar, terdaftar. Mirip bahasa dan bahasan hukum. Satu kalimat memang
harus dijelaskan walau seperti satu alinea, satu paragraf.
Kalau mau tahu, di negara adidaya
yang tersisa, partai politik sedemikan dibutuhkan. Soal multipartai atau model
terkini, tak jadi soal. Memahami sejak dini bahwasanya untuk sampai kursi
tertinggi perlu kendaraan politik.
Kalau saja ada ikhwal, hal, pasal
lain dan pernah terjadi. Krisis negara berkepanjangan diiringi munculnya sosok
ketokohan. Entah menerima wahyu yang bagaimana. Tanpa sidang paripurna langsung
secara aklamasi didaulat sebagai penjaga keutuhan bangsa.
Kalau ada yang belum ada. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar