raihan kursi pesta demokrasi mbokdé
mukiyo, dudu rayahan, bancakan
Tatanan sosial tradisional atau
kelokalan. Masih belum lekang, tak akan luntur pada masyarakat Indonesia yang
plural. Termasuk teritorial kedaerahan
dan keagamaan. Kemajemukan bangsa bukan tanpa risiko, konsekuensi atau dampak
berkelanjutan. Penjajahan bangsa oleh bangsa sendiri, karena faktor ekonomi.
Praktik oligarki versi nusantara,
karena juara umum pesta demokrasi – pemilu legislatif dan pilpres – tanpa sungkan memborong semua kursi
strategis. Kendali pemerintahan di
tangan kawanan penguasa berupa koalisi, kroni dan sejenisnya. Demokrasi sebagai
dasar tata negara, memunculkan
Masalah budaya sepertinya menyebabkan
generasi knalpot ramah budaya asing. Ingat musik ngak-ngik-ngok asal Inggris
yang direvolusi oleh Orde Lama. Bersamaan perangai, perilaku konsumtif atau
asas bahwa tujuan hidup manusia yang mendasar ialah menikmati nikmat dunia
sejak dini, sampai ke akar-akarnya.
Kebebasan yang serba bebas,
melahirkan manusia bebas di segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Gaya
bebas atau sebutan liberalisasi menjadikan perilaku yang berbasis serba boleh. Interaksi
antar umat manusia nusantara dalam format kemajemukan yang serba saling silang, dengan
efek serba multi. Gamblangnya, di lapisan mengambang atau kawanan generasi
knalpot, berdaya pikir sumbu pendek. Tak pakai mikir. Beda pilihan dalam pilpres
adalah lawan yang wajib dimusnahkan.
Perubahan atau amandemen UUD NRI 1945
yang berlangsung baru sampai empat kali
(1999, 2000, 2001, dan 2002), banyak hal
berubah secara drastis dalam sistem bernegara di Indonesia. Tidak otomatis
mempengaruhi sistem berpemerintahan. Bukan kebetulan, efek negatifnya malah
marak duluan. Maksudnya, belum dirubah saja sudah sedemikiannya. Apalagi.
Eksistensi media sosial sebagai katalisator,
akselerator proses interaksi sosial baru. Tanpa batas sekat waktu, bebas jarak
ruang, melebihi hubungan sosial langsung yang bersifat tatap muka. Wajar jika ada
nalar pengayom masyarakat. Mereka bisa potong kompas berkarier, berprestasi
tanpa rekam jejak bak abdi masyarakat. Asal patuh, taat, loyal melaksanakan
skenario global dalam pasal jasa rasa aman.
Ruang publik menjadi ajang tarung bebas antar pemangsa
segala. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar