Halaman

Senin, 16 Desember 2019

komitmen politik abal-abal vs medsos nirsosial


komitmen politik abal-abal vs medsos nirsosial

Generasi bau kencur sampai generasi bau tanah. Sedemikan reaktif, responsif melebihi energi dan daya juang berkemajuan dalam jalur peradaban bangsa. Duduk manis dimana saja, merasa mampu mendunia liwat ujung jari tangan. Menjadi manusia berkebutuhan khusus, dengan dukungan alat komunikasi informasi virtual baru bisa menjadi manusia seutuhnya.

Hubungan antar individu, interaksi sosial, komunikasi tatap muka, saling tukar pkiran, curah dan dengar pendapat, menyesuaikan  diri dengan laju realitas buatan. Manusia diperbudak, dikerdilkan nilai kemanusiaan, menjadi domba aduan dengan sesama oleh teknologi buatan sendiri.

Semakin produktif mencetak ulang olok-olok politik, menggandakan aneka ujaran pamer bego diri, menjadi agen aktif penebar dan penabur berita fasik sampai sebagai penggembala domba aduan. Total jenderal akhirnya namanya tetap manusia secara ragawi. Apa jadinya jika kawanan makhluk baru ini mempengaruhi adab bermasyarakat, bahkan menentukan pola kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dunia menjaga keseimbangan kehidupan manusia, antar manusia, antar bangsa. Ikatan teritorial bukan lagi menjadi landasan ikatan moral. Sebegitunya, sesampainya kondisi terkini, teranyarkan. Ingat. Perimbangan di satu pihak seolah memperbanyak “pasal buatan”.

Kata bijak wong Jawa, mereka sedang ‘dilulu’, ‘diujo’. Sampai akhirnya berakhir di pangku. Soal dalam buaian angin surga dari dunia lain. Lain pasal. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar