reformulasi demokrasi
2020, swasembada ideologi vs ketahanan politik nusantara
Tidak ada yang salah, keliru, jelek, buruk tentang
demokrasi di atas kertas sampai aneka kejadian perkara yang muncul akibat
praktiknya. Jangan hiraukan katanya, walau itu ujar bebas media asing. Media dalam
negeri, media lokal tak kalah heboh mengelola berita apa itu demokrasi. Pemakar
dan atau pemikir semua jurusan sudah sumbang saran. Dialog, diskusi, debat adu
nyali malah menjadi hiburan, pelipur lara.
Apakah demokrasi-ideologi-politik menjadi tiga serangkai.
Tergantung sudut pandang secara ilmiah, akademis. Tergantung standar honor
pengulas, karena ini politik bung! Politik tetap politik. Mau sesuai asas
benar, betul, baik, bagus, pihak mana pun akan menilai sebaliknya. Untuk hindari
orang lain tak bisa jujur menilai, malah main fitnah atau pihak lain senewen, lebih
baik berpolitik asal jadi.
Bagaimana nasib Pancasila di tangan atau ditangani ahlinya.
Sejarah saja tidak mampu merunut, mentuturkannya, mentorehkannya. Saksi hidup,
saksi kunci, saksi ahli, saksi bayaran, saksi meringankan dan atau memberatkan,
saksi bisu hanya bisa berdoa. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar