Halaman

Minggu, 29 Desember 2019

antar pecundang saling libas


antar pecundang saling libas

Tentunya tidak pada pasal hidup beradab. Terjadi di belantara rimba nusantara tak bertuan. Mirip laga kandang Persija vs Persib. Musuh bebuyutan sampai anak cucu biologis, yuridis, ideologis. Di luar lapangan hijau, perang tanding, kolosal lebih atraktif. Tubuh lawan menjadi bola. Beringas loyalis seolah mereka tak hidup di bumi Pancasila.

Tawuran antar pelajar dua sekolah yang seteru sejak periode Orde Baru. Hanya bisa disaingi oleh laga antar beda pilhan di pilpres kapan pun. Pasca pilpres, perseteruan kian menjadi-jadi. Semua jurus dan andalan dipakai tanpa sungkan. Modal cangkem menjadi andalan. Pembunuhan karakter hal biasa.

Ujung jari sigap 24 jam, mata pantau layar minitor gawai. Siap luncurkan kata racun, senjata pemusnah masal. Duduk manis tanpa tahu siap yang jadi korban olok-olok politik. Anak bau kencur mahir olah gawai. Sadar menjadi penebar, penabur berita fasik. Merasa menghadapi lawan, seteru yang tangguh.

Padahal kalau musuh datang menyerbu. Melihat kawanan loyalis penguasa malah iba hati. Pilih mundur hemat harga diri. Naluri, insting mereka berbisik, itu kawanan loyalis penguasa tak perlu ditewaskan. Nanti juga mati sendiri. Bilamana perlu, bagi-bagi kursi plus nasi bungkus atau sertifikat layak hidup. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar