#nusantaraSigap24jam,
cuci otak sejak dini vs pikun dini
Suasana
batin dan kebatinan anak bangsa nusantara, tak ada hubungan emosional dengan
efek karambol bonus demografi. Polarisasi umur dan atau usia, efek pemanfaatan
produk TIK secara. Kecanduan gawai tidak mengusik niat baik kebijakan. Pasar bebas
dunia menjadi dalil impor kepentingan dapur rumah tangga.
Banyak
perwujudan laku prihatin. Sampai cikal bakal penguasa tak ketinggalan akal
untuk praktik tindak dan laku prihatin. Agar tujuan terselubung menjadi
benderang. Namun laku prihatin bakal calon penguasa, berbeda dengan laku olah
batin, laku olah rasa. Lebih kepeningkatan olah nyali. Apalagi di zaman rezim
politik mégatéga.
Rahasia
umum yang tak diumumkan secara umum. Nikmat dunia bentuk lain dari kriteria
dasar suskes politik. Peraih nafsu dunia
identik dengan ahli urusan pemenuhan kebutuhan dan atau kepentingan “under ground
stomach“, bagi kaum adam. Pasal politik berbasis kaidah “segitu yo segituo
ning ojo segitu”.
Politik nusantara hanya bisa dilihat dari sudut, aspek
kenusantaraan. Jangan iseng pakai dalil, rumusan sesederhana apapun. Bukan dari
akumulasi pengalaman. Dampak nyata yang ditinggalkan, tak larut oleh zaman.
Isme-isme yang sudah dibakukan, didaur ulang. Menjadi kampanye tanpa makna. Politik adalah panglima dan sisanya ada yang mendaulat
sebagai agama.
Banyak yang lupa kalau cuma punya sepasang pantat. Lupa
kalau sudah berdiri tanpa kursi di tangan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar