Halaman

Minggu, 01 Desember 2019

kebutuhan rakyat vs kepentingan negara


kebutuhan rakyat vs kepentingan negara

Kian diformalkan, apalagi liwat lembaga pemerintah, kian tidak titik temu. Mirip legislatif vs eksekutif. Menyangkut moralitas pelakunya. Sumpah plus janji jabatan tidak dirinci sampai detil. Independensi di tris politika. Benang merah pada sesama orang partai. Bisa sepakat untuk tidak sepakat. Atau saling sepakat untuk kapan-kapan.

Apa yang dimaksud dengan “rakyat”, “negara”. Secara teori yang enak-enak sampai hasil evaluasi dari praktiknya. Maksudnya, hubungan antara negara yang anggap saja sebagai wadah besar dengan rakyat sebagai subyek isian.

 Kalau ketemunya adalah negara. Dalam batasan semua rakyat tanpa status sosial, kasta, klas ekonomi, warna partai, pendidikan formal, sumber kehidupan. Homogen menimbulkan jenuh dini. Tidak bagi yang berakal. Akal pun juga belum cukup umur untuk masuk ke dimensi alam berikutnya.

Negara bersama negara tetangga, pakai adab atau rukun bertetangga antar negara. Nilai tawar nusantara yang mudah ditawar. Ingat, betapa otak manusia asal nusantara, selalu menembus target lelang di pasar dunia. berkebalikan, bertolak belakang dengan lelang protipe mulut asli nusantara. Diobral habis-habisan tetap tak akan habis. Antrian stok mengular sampai periode tak ditentukan.

Asas timbal balik saling menguntungkan. Bahwa rakyat wajib menyesuaikan diri dengan selera (penyelenggara) negara. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar