Halaman

Senin, 23 Desember 2019

gembala domba aduan vs peternak ayam sayur


gembala domba aduan vs peternak ayam sayur

Hakikat pendidikan dan atau pengajaran nasional,  dianggap sesuai cita-cita bangsa. Jika mampu   mencetak manusia nusantara luar-dalam.  Plus memperkokoh kerangka kemuliaan martabat manusia sesuai fitrah. Gejolak politik dalam negeri kian laga bebas. Saling libas antar sekutu.  Dibutuhkan sosok manusia  serba berketahanan.

Ramuan memuliakan martabat manusia, di antara kuat melarat, keserakat sampai kuat pangkat, derajat. Manusia acap dicap, disebut homo homini lupus, yang berbahaya bagi sesamanya. Bersaing meraih tujuan yang sama, menjadikan manusia menjadi siap menjadi pemangsa segala. Pakai dalil  megatega, kalau tidak tega impian tinggal impian.

Demi mewujudkan impian, ambisi, pamrih maka memang harus teganian. Teganya-teganya. Tak ada batas jelas antara sekutu dengan seteru. Tak ada ikatan morak politik antara sesama kawanan. Yang ada adalah kesetiakawanan semu. Bagi hasil jika memang sokongan, dukungan di atas rata-rata nasional, jauh melangkahi bantuan politik.

Antar manusia sigap saling libas dalam lipatan. Tak ada pasal nista untuk saling mengorbankan. Ada pasal asing  “bellum omnium contra omnes” (perang semua melawan semua). Manusia tergolong sebagai makhluk homo homini socius. Artinya, manusia sebagai mitra sosial bagi manusia lainnya, selain sebagai makhluk individu yang memiliki jati diri (citra, pesona, wibawa). Soal yang diperebutkan adalah barang yang sama, bisa tahu sama tahu.

Pencitraan utawa personal branding banyak jurus. Fitrah kemanusiaan secara hakiki adalah ingin rasa aman, nyaman, tentram melaksanakan kehidupan bersama di semua tahapan dan jenjang.

Cetak ulang. Homo homini lupus merupakan ungkapan Latin yang berarti “manusia adalah serigala bagi manusia sesama.” Nusantara surplus manusia bebal, manusia politik dan sebangsanya. Peolok-olok politik secara sadar berperilaku serigala.

Ironis binti miris. Ungkapan “serigala berbusana, beratribut domba” diadob dari aneka kisah peradaban abadi di nusantara. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar