sidak sidik siduk
majelis ilmu umat nusantara
“Museum adalah tempat untuk kita selalu mengingat. Apa yang terjadi di masa
lalu sebagai bekal kita untuk melangkah ke (masa) depan. Melangkah ke depan
dengan suasana dan tatapan beda namun ada hal-hal dan ilmu serta prinsip yang
sama,” ujar Menkeu pada Rabu (2/10/2011).
Generasi penerus, pelestari, pengisi bangsa harus waras, cerdas, berdaya saing
taham banting sehingga mampu menghadapi tantangan perubahan adab zaman.
Pemerintah akan terus hadir, sigap, siaga, siap melalui negara dalam memberikan peluang yang setara
bagi seluruh warganya. Generasi terkini selalu sebagai aset menuju Indonesia
Emas.
Terlebih bila Indonesia peduli sekali hendak menyiapkan sejak dini generasi
yang berdaya saing bebas di era alam manusia 4.0.
Untuk menyiapkan generasi emas Indonesia 2045, program nusantara beragama,
bukan sekedar kebijakan di atas kertas. Realisasi program dinaksud disertai pendidikan, pengajaran, pengamalan bidang baru
yang relevan dengan kebutuhan kekinian. Majelis ilmu harus mampu mengimbangi
laju iptek di berbagai bidang baru seperti big data, data science,
artificial intellegence.
Langkah taktis, praktis, strategis yang disiapkan oleh pemerintah pada
tahun 2020 untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia? Dengan catatan
sekedar tahu, bahwasanya robot politik.
Pemerintah akan terus membuka pintu peluang penerapan kebijakan terbaik
agar kehidupan beragama dapat terkoordinir, terkontrol, terkendali dengan
seksama. Agar tercipta aturan main yang
inklusif bagi semua pihak. Terguna penciptaan efisiensi sistem kawal nusa, jaga
majikan, bela juragan dalam rangka stabilitas
wibawa negara. Untuk lebih mengoptimalkan penindakan dini akan dibentuk satgas,
gugus kendali khusus yang melibatkan karena panggilan tugas.
Pengawasan melekat vs
penindakan dini, terbukti mampu membantu memangkas proses birokrasi pemerintah
dan mempermudah masyarakat beragama. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar