Halaman

Jumat, 27 Desember 2019

Bakat dan Warisan Politik


Bakat dan Warisan Politik

Mungkin, hanya profesi petani padi yang tak diwariskan, atau menjadi usaha keluarga turun-temurun. Bukti ringan terlihat bahwa pemerintah masih rajin impor beras dengan aneka dalih. Wajar jika faktor ajar, sistem panutan dalam keluarga menentukan masa depan anak.

Banyak anak meneruskan karier orang tuanya. Keluarga menjadi sekolah, madrasah pertama dan utama bagi anak. Apalagi jika anak dilibatkan sejak dini dalam kesibukkan orang tua. Pola meja makan sebagai pusat komunikasi keluarga. Ajang pendidikan politik dari pelaku utama. Anak secara sadar akan menduplikasi, mereplikasi sukses dunia ibu bapaknya.

Tak terkecuali di panggung politik. Lepas dari fakta, di bawah bayang-bayang orang tuanya. Publik akan melihat kapasitas dan majerial politiknya. Rakyat dengan keawamannya, sudah paham mana emas mana loyang. Di tingkat nasional, tampak mana yang simbol, pajangan, tanpa modal keringat dengan politisi tulen.

Elite lokal, aktor nonpartai ikut menentukan nasib pilkada, apalagi dikemas, diformat serentak. Regenerasi penguasa daerah terjadi di rumah atau keluarga besar. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar