Bakat dan Warisan Politik
Mungkin,
hanya profesi petani padi yang tak diwariskan, atau menjadi usaha keluarga
turun-temurun. Bukti ringan terlihat bahwa pemerintah masih rajin impor beras
dengan aneka dalih. Wajar jika faktor ajar, sistem panutan dalam keluarga
menentukan masa depan anak.
Banyak
anak meneruskan karier orang tuanya. Keluarga menjadi sekolah, madrasah pertama
dan utama bagi anak. Apalagi jika anak dilibatkan sejak dini dalam kesibukkan
orang tua. Pola meja makan sebagai pusat komunikasi keluarga. Ajang pendidikan
politik dari pelaku utama. Anak secara sadar akan menduplikasi, mereplikasi
sukses dunia ibu bapaknya.
Tak terkecuali
di panggung politik. Lepas dari fakta, di bawah bayang-bayang orang tuanya. Publik
akan melihat kapasitas dan majerial politiknya. Rakyat dengan keawamannya,
sudah paham mana emas mana loyang. Di tingkat nasional, tampak mana yang
simbol, pajangan, tanpa modal keringat dengan politisi tulen.
Elite
lokal, aktor nonpartai ikut menentukan nasib pilkada, apalagi dikemas, diformat
serentak. Regenerasi penguasa daerah terjadi di rumah atau keluarga besar. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar