#sigapMINUS24jam katakan
dengan kata
MINUS yang dimaksud adalah Majelis Ilmu NUSantara. Langsung
praktik dimana pun kaki diri berpijak. Kendati dilakukan secara mandiri,
searah, suka-suka, tak terstruktur. Mengandalkan cita rasa ‘minus’ diri yang
merintis padat kata. Kemana kaki
melangkah bukan untuk menuju tujuan. Jejak
yang diitinggalkan menjadi kata sarat fakta, data, angka.
Bisakah seseorang memasuki ruang gelap dengan membawa
alat penerang.
Tangan tak perlu main raba. Kaki kebal kebentur. Begitu masuk
ruang gelap dengan bantuan lampu penerang, ruangan akan jadi terang. Kegelapan tidak
akan kita jumpai. Bisa jadi kita akan meninggalkan kegelapan di belakang
punggung. Mata mampu melihat karena lingkungan terang. Tapi tak akan mampu
menangkap sinyal yang hanya munci di gelap ruang.
Selama orang masih mampu berkata-kata. Sesungguhnya dia
sudah kehabisan kata. Di gelap riang, mata terpejam, mencoba mendengarkan kata
hati. Kulit bersentuhan dengan sapuan kata. Hidung menghirup aroma irama kata
tak bersuara. Kuping sibuk memilah dan memilih kata. Goyang lidah sibuk
mengoplos kata agar tampak lebih bermakna. Perjalanan waktu mejadi senyap. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar