Dimensi Berlapis Manusia
dan Masa Singgah di Bumi
Keberakhiran manusia sesuai tahapan penciptan oleh-Nya.
Tak akan berakhir sampai akhir hayat atau sampai hari akhir. Keberhinggaan
(bahasa manusia) di akhirat bukan sebagai pengakhiran. Hubungan antara Yang
Maha Pencipta dengan ciptaan-Nya, khususnya manusia. Mulai dari Roh yang
dititipkan pada jasad manusia dengan batas waktu tertentu. Roh diambil kembali
oleh-Nya. Sampai penantian menuju sidang akhirat.
Umat Islam yakin bahwa Allah swt selalu akan mengkontrol manusia
ciptaan-Nya. Tak akan disia-siakan sepanjang hayat di kandung badan. Sebaliknya,
manusia dituntut minimal selalu mengingat-Nya. Berbaring sampai pada
kesendirian, hati terpaut dengan Allah swt. Logika awam manusia, ke hal yang dicintai
akan selalu diingat, teringat 24 jam.
Ketetapan-Nya yang sulit dibantah yaitu manusia tidak
bisa memilih lahir dari siapa. Tak punya hak untuk menentukan jenis kelamin. Soal
mau menjadi pengguna jalan lurus atau sebaliknya, tergantung faktor ajar,
faktor didik serta faktor asah-asih-asuh kedua orangtuanya.
Keutamaan surah Al-Faatihah karena kandungan ‘jalan yang
lurus’ serba multi. Menjadi tiket terusan menuju Firdaus tanpa hisab. Alhamdulillah.
Statistik grafik kehidupan manusia berupa garis lurus
pada pengikutan waktu dan pertambahan umur. Rezeki atau bekal hidup di dunia sejalan dengan jatah umur. Masih ada ketetap-Nya yang
tergantung akal manusia. setelah memilih dan berada di jalan lurus. Masih ada
konsekuensi berjenjang. Mempertahankan stabilitas keimanan bisa menjadi
pekerjaan besar seumur hidup. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar