Dilema Dinasti Politik, Sintesis
Mistis vs Analisis Logis
Aneka
kejadian serta dampak dari dinasti politik, anggap sebagai fakta dan kehendak
sejarah. Kalau dianggap ‘penyakit politik’, ‘kejahatan politik’ tengok negara adidaya punya klan keluarga. Efek
domino, efek karambol negara multipartai, malah sebagai bukti lain dari budaya
politik instan. Partai politik identik dengan usaha keluarga, industri politik
rumah tangga.
Sejarah
perpolitikkan nusantara secara gamblang memberikan pelajaran, pendidikan bagi
politisi sipil, politikus atau pun pegiat, pelaku, pekerja, aktivis partai
politik. Stigma petugas partai yang diterapkan khusus pada presiden ketujuh RI,
bukti ringan bentuk pemerintah pusat berlapis. Secara defacto, pengatur
negara ada di tangan parpol pengusung presiden. Untuk menjadi presiden tidak
harus liwat jalur sebagai ketua umum partai politik.
Partai
politik lokal, bukan sekedar given. Di daerah (provinsi dan atau
kabupaten/kota) tertentu, elite lokal, tokoh masyarakat, tokoh agama, pengusaha
atau “raja-raja kecil” mampu mendikte pilkada serentak. Partai politik hanya
sebagai legitimiasi, simbol atau peubah anomali demokrasi lokal.
Masalahnya,
berkat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, parpol dadakan, tiban plus politisi
kambuhan, karbitan tampak punya saluran resmi. Kian rajin buka mulut, bercuap,
berucap, main ujaran kian tampak kadar politiknya.
Bangsa
ini masih sadar plus berketahanan dipermainkan manusia politik. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar