profil generasi knalpot
nusantara
Memudahkan pencernaan, pakai
ungkapan kapan-kapan: “susah
ndeleng wong liya bungah, bungah ndelok wong liya susah”. Bukan kebetulan
kalau berbahasa Jawa. Paling banyak pelakunya. Ditunjang aneka peribahasa
dengan substansi yang malah menguatkan watak. Menimpa segala lapisan umur,
halaman depan pemilikan ijazah, sertifikat maupun latar belakang jenis dan
ukuran kelamin.
Tak ada yang bsia disalahkan. Salah kejadian
mauppun salah dari awalnya. Gamblangnya bisa dilacak di media sosial. Terkhusus
fokus pada facebook. Sumber inspirasi,
informasi yang menjadikan judul ini muncul.
Terjadilah pengguna atau memang
modal diri bak sumbu pendek. Tak pakai mikir. Apalagi liwat proses hati. Mata untuk
mengolah informasi langsung perintah ke ujung jari. Dapat istilah langsung
selalu dijadikan bahan olok-olok politik. Sedemikan reaktif, responsif melebihi
energi dan daya juang berkemajuan.
Kawanan anak bangsa pribumi bau
tanah tak mau ketinggalan gaya. Bahkan tampil lebih. Ahli melihat ke atas. Prestasi
penyelengara negara, pejabat publik pun dianggap murahan. Kendati dirinya tak
lebih dari manusia bebal. Salah setengah efek karambol, efek domino politik
sebagai agama bumi. Penganutnya kian bertambah tanpa menunggu sebelumnya punah.
Masih ada yang lebiih parah. Tidak ikut
gotong royong, ramai-ramai menanam padi. Saat panen raya baru muncul. Sigap menadah
atau menjarah. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar