membumikan Pancasila di
bumi Pancasila
Terkesan bisa memberi kesan herois,
melankolis plus politis ambang pintu. Pengakuan pamer bego penggembala Pancasila.
Beban sarat karena harus membumikan Pancasila sampai ke akar-akarnya. Bukti
ringan, semakin jauh dari rakyat, berbanding lurus dengan redupnya sila-sila
Pancasila. Rahasia umum, jika ybs paham sila pertama, sebatas mata kaki.
Makanya pakai celana cingkrang.
Tahu diri kali ini. Mau jadi proyek
percontohan ahli berpancasila tanpa kompromi, hidup-hidup. Jauh panggang dari
api. Jiwa ‘nasakom’ di dadanya dialirkan sebagai warisan leluhur.
#balaMukiyo, penguasa promo
Pancasila vs rakyat praktik Pancasila
#NKRI (bukan) harga Pancasila, lidah
bercabang vs lidah bertanduk
#saya Pancasila, rakyat praktik 24
jam Bung!
Tanah-air NKRI sebagai negara
kepulauan dan lautan. Sebaran tebaran hirarki rakyat, klas masyarakat, kasta
penduduk, kategori keluarga, strata sosial, atau klasifikasi warga negara.
Bentuk dan struktur pemerintah daerah, pemerintahan daerah sampai pemerintah
pusat. Digambarkan sebagai bentuk piramida. Rakyat menempati bagian bawah
piramida.
Bersyukur, rakyat Indonesia dengan
konsisten, telaten, tanpa pamrih, tak pakai ambisi poliitik. Memposisikan diri
sebagai pondasi dan tumpuan kehidupan bermasyarakat. Wujudnya ke kehidupan
berbangsa. Persatuan dan kesatuan ini, mampu menampung dan mendukung bentuk
negara dan pemerintahan bagaimanapun. Termasuk negara multipartai.
Di puncak piramida, dikontrakkan
untuk penyelenggara negara, alat negara. Polesan politik kian menjadikan
tampilan penguasa, alat penguasa. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar