Halaman

Kamis, 18 Januari 2018

komoditas tahun politik, jual mahal vs banting harga



komoditas tahun politik, jual mahal vs banting harga

Pihak yang berkepentingan dengan tahun politik 2018, dipastikan sudah siap siaga sejak dini. Khususnya jika melihat bahwa hasilnya sangat menentukan tahun politik 2019.

Pilkada serentak 2018, bukan sekedar uji coba, adu nyali atau pemanasan politik. Bahkan bisa sebagai “uang muka” yang akan memperlancar laga kandang Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 yang akan digelar serentak pada 17 April 2019.

Model hitung mundur dari pileg+pilpres 17 April 2019, membuat pemain lama akan peras otak. Jangan lupa, pihak yang paling berkepentingan adalah pihak yang merasa kepentingannya selama ini jangan sampai terganggu dengan kebijakan pemerintah mendatang.

Mereka tidak pandang bulu, siapa yang akan maju di pilkada serentak 2018. Asal sesuai dengan skenario dan konspirasi manusia ekonomi, yang jelas bukan klas lokal. Tak ayal lagi, mereka sudah punya bakal calon yang layak laga di tahun politik 2019.

Jangan diartikan, pilkada serentak 2018 sebagai basa-basi politik. Percaturan politik dimainkan dengan berbagai modus dan aneka rekayasa. Biaya politik berbasis dana off-budget atau non-budgeter sebagai faktor penentu sukses pesta demokrasi. Tahun politik 2018 bak bola liar. Bisa-bisa skore akhir sudah ditentukan.

NKRI terjebak pada tradisi politik dengan lebih mengutamakan sukses pemilu. Entah sesuai dengan asas “luber” alias langsung, umum, bebas dan rahasia. Diimbangi dengan pola NPWP (nomer piro wani piro). Soal bagaimana pasca janji dan sumpah jabatan, itu urusan nanti. Hanya soal waktu. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar