Harga Gabah dan Jangan Gegabah Patok Target Asian Games XVIII
2018
sebagai tahun politik yang mencemaskan dan menggemaskan. Manusia politik
berharap-harap cemas dengan peristiwa pilkada serentak. Presiden ketujuh RI
dengan hati cemas gemulai, berharap duta olahraga Indonesia mampu mendulang
emas di kandang sendiri. Pada saat perhelatan akbar olahraga tingkat Asia.
Betapa tidak,
sehari pasca pidato kenegaraan Indonesia Merdeka 73 tahun, sang kepala negara
akan membuka Asian Games XVIII. Jadilah angka misteri 18.08.2018 AG 18. Di sinilah
pertaruhan politik dimulai dan menentukan nasib tahun politik 2019.
Namun apa
daya, kawanan pengolah dan pengganda berita, dengan asas menaburkan, menebarkan
sensasi tanpa kata, lebih gemar dengan olahan menu politik. Jadilah, dan jangan
sampai terjadi para olahragawan tidak tertarik dengan AG 18. Hanya yang terdaftar
sebagai kontingen yang peduli.
Hebatnya
lagi, kawanan manusia politik seolah tidak peduli dengan gegap gempita AG 18. Mereka
lebih mementingkan keterpilhannya sebagai paslon, dalam arti parpol pengusung
lebih fokus dan konsen memenangkan kontingennya.
Minimal,
AG 18 sukses dalam eksekusi, pelaksanaan, penyelenggaraannya. Sampai semua
kontingen pulang. Pembubaran panitia. Bagi bonus kontingen RI yang meraih
medali.
Bukannya
pilkada serentak sukses secara proses, tetapi bagimana paslon terpilih akan
berlaga selama satu periode. Kalau bisa menambah pundi-pundi emasnya. Lepas dari
biaya politik. Politik barter memang andalan.
Target ideal
kontingen RI disesuaikan dengan prestasi sebelumnya, termasuk saat ikut laga
sejenis atau sesuai cabor.
Jangan menduga,
Jokowi plus/minus JK akan mementingkan emas yang mana atau siapa paslon yang memperolah
medali emas terbanyak.
Fakta lapangan,
petani panen padi di sawah, rata-rata produktivitas nasional adalah 5,2 ton Gabah Kering Giling
(GKG) per hektare. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar