kelompok kriminal bersenjata
vs koalisi kriminal berpolitik
Bukannya mencari seberapa besar
persamaan dan/atau seberapa banyak perbedaannya. Kemungkinan, di antara dua
bentuk, wujud nyata ‘kriminal’ tersebut, memang sama-sama memiliki tampang kriminal.
Menyoal raut wajah, roman muka, profil,
tampang kriminal, memang sudah menjadi hak masing-masing gender.
Wajah koruptor apakah masuk
kategori tampang kriminal atau tindak kriminal.
Kejahatan kerah putih atau
sebutan lainnya, merujuk kepada penjahat tidak bertampang penjahat.
Dua wujud kriminal sesuai judul,
sama-sama cari makan, sama-sama doyan duit, sama-sama gemar kuasa, sama-sama
butuh kuat agar tak mudah ditipu.
Jangan dibayangkan kalau mereka
ada di setiap kabupaten/kota. Jika ada kehidupan malam, sebagai indikasi bukti
pembagian waktu operasi, jam kerja antar sriminal secara konstitusional, legal
sesuai pasal dan masuk akal, logika, nalar politik.
Memang akhirnya sesame pelaku kriminal
dilarang saling menjatuhkan. Masing-masing sudah mempunyai lahan dan waktu
operasi, jam kerja sesuai kesepakata tak tertulis.
Mau apa lagi mereka. Apalagi 2018
dan 2019 sudah ditetapkan sebagai tahun kriminal. Maksud hati, tahun politik,
apa daya.[HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar