ruwet rentenging urip, endapkan di
kakimu
Wajar,
manusiawi, lumrah bin masuk akal, logis binti sudah rahasia umum, bahwasanya
seorang manusia mempunyai rasa kurang puas diri. Kepanjangan.
Coba saat
kita betrhenti sejenak. Nikmat Allah swt apa yang akan kau dustakan, ingkari,
yang selalu kau keluhkan kawan.
Apakah nafas
kita tersengal, kurang lancar. Hidung mampet atau pikiran tersumbat oleh beban
ganda kehidupan. Beban sebagai makhluk individu dan sekaligus sebagai hamba-Nya
yang makhluk sosial.
Apakah kumasih
bisa menatap santai ujung hidung kita
Apakah kumasih
sanggup mendengar degup dan detak jantung
Apakah kumasih
mampu mencium aroma kehidupan dunia
Apakah kumasih
dapat merasakan desah angin sumilir
Apakah kumasih
kuasa mengecap lezatnya alam
Jika kita masih merasa, bisa merasa sepertinya
nasib tidak bersahabat. Sepertinya hidup ini dikejar waktu yang memang selalu
bergerak. Tak ada jalan lain, kecuali langkahkan kakimu di muka bumi.
Tapakkan kakimu di muka bumi, gantungkan
harapanmu hanya semata kepada Allah swt. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar