Halaman

Senin, 15 Januari 2018

ruwet rentenging urip, endapkan di kakimu



ruwet rentenging urip, endapkan di kakimu

Wajar, manusiawi, lumrah bin masuk akal, logis binti sudah rahasia umum, bahwasanya seorang manusia mempunyai rasa kurang puas diri. Kepanjangan.

Coba saat kita betrhenti sejenak. Nikmat Allah swt apa yang akan kau dustakan, ingkari, yang selalu kau keluhkan kawan.

Apakah nafas kita tersengal, kurang lancar. Hidung mampet atau pikiran tersumbat oleh beban ganda kehidupan. Beban sebagai makhluk individu dan sekaligus sebagai hamba-Nya yang makhluk sosial.

Apakah kumasih bisa menatap santai ujung hidung kita
Apakah kumasih sanggup mendengar degup dan detak jantung
Apakah kumasih mampu mencium aroma kehidupan dunia
Apakah kumasih dapat merasakan desah angin sumilir
Apakah kumasih kuasa mengecap lezatnya alam

Jika kita masih merasa, bisa merasa sepertinya nasib tidak bersahabat. Sepertinya hidup ini dikejar waktu yang memang selalu bergerak. Tak ada jalan lain, kecuali langkahkan kakimu di muka bumi.

Tapakkan kakimu di muka bumi, gantungkan harapanmu hanya semata kepada Allah swt. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar