Halaman

Minggu, 21 Januari 2018

semut hitam yang menggigit jari manis kaki kiriku, berakhir tragis



semut hitam yang menggigit jari manis kaki kiriku, berakhir tragis

Saat azan isya’ berkumandang, kulangkahkan kakiku ke dapur. Siap sholat isya’ sekalian mengecek beras yang sedang kutanak. Maklum, karena menu beras meras dioplos beras pera dicampur kacang tanah, ditanak dengan kuah sayur pepes ikan patin.

Bau nasi terasa hura-hura. Tidak sampai ke hidung tetangga. Mengundang semut dari kelompok tertentu. Siap merayap menuju sumber bau. Aroma irama nasi olahan malah mengundang selera semut.

Tanpa alas kaki, ku mendekati kompor gas. Walau sudah pakai nyala minimal, api tetap besar. Boros gas.

Belu sampai ke  lokasi kompor. Jari manis kaki kiri terasa ada yang menggigit, tidak relfelks kugosok dengan telapak kaki kanan. Rasa penasaran menyelinap di hati, ingin tahu pihak mana yang iseng atau berani-berani main gigit.

Sambil tahan rasa sakit di gigit sesuatu. Patut diduga, sang penggigit dipastikan semacam bangsa semut. Dari cara menggigit yang tidak model gigit lari. Jari kaki kiri kutekuk, agar kulit jari meregang. Agar semut melepaskan gigitannya.

Kuangkat sibak celana panjang, terlihat ada semut hitam dengan tenang sedang melaksanakan tugasnya. Ujung jari kaki kiri yang tertekuk, kucoba kuketukkan ke lantai. Semut tak mau melepaskan diri. Malah seperti menantang.

Dengan membungkuk, terpaksa semut kujemput paksa. Dengan ujung ibu jari bertaut dengan ujung telunjuk tangan kiri, semut kupungut. Sedikit dengan kekerasan, karena semut bertahan dengan gigitannya. Untuk menghindari korban atau rasa sakit yang lama, terpaksa jepitan ujung jari kutambah tenaga. Semut menyerah. Gigitan terpaksa dilepaskannya.

Kutak tahu pasti, setelah semut berhasil kuangkat, apakah dalam kondisi fisik seperti apa. Yang jelas, entah masih bernafas atau tidak, langsung kebuang jauh-jauh. Sejauh ini belum ada keluarga atau pihak yang mencari, merasa kehilangan.

Kubaru sadar, apakah sang semut termasuk semut pekerja atau semut petugas partai. Memang di lantai dapur, tampak berkeliaran bebas aktif, berbagai partai semut. Cuma berharap, semoga koalisi partai semut sadar diri. Tapi yang namanya cari makan, semut tak kenal menyerah.[HN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar