Halaman

Jumat, 19 Januari 2018

pro-hoaks vs generasi GFB (gagap fitnah bukan)



pro-hoaks vs generasi GFB (gagap fitnah bukan)

Ironis binti miris, di periode 2014-2019, presiden merangkap jabatan sebagai tukang propaganda pro-pemerintah. Bantuan perpanjangan mulut si Kantor Staf Presiden, maka disimpulkan tanpa hasil survei, kajian akademis, ujaran relawan dan kawanan loyalis, atau studi banding ke luar negeri. Disebutkan bahwa terdapat tiga hoaks yang menjadi langganan presiden, yaitu anti-Islam, prokomunis, dan pro-Cina.

Tak perlu diperdebatkan. Sudah jelas abang-ijo parpol pengusung Jokowi plus/minus JK.

Istilah hoax utawa hoak, semangkin menjadi menu politik, beriringan dengan penyebutan nama makhluk ahox (plesetan dari ahok, yang mana dimana orang muak, mual, nek banget lantas bilang “hoèèèk”). Ingat semboyan jadul “tak è-èk ya”.

Betapa nistanya karena ada generasi muda - tapi cepat matang nafsu syahwatnya – yang alergi dengan istilah ‘pribumi’. Dengan cerdasnya ysb berdalih sebagai bentuk diskriminasi atau zaman now masuk kategori politik identitas.

Tak salah jikalau sekarang ini sedang marak politik pundi atau politik pundi-pundi secara koalisi. Pundi bukan hanya dalam pengertian bahasa Jawa, yang arti “endi”. Lengkapnya, “sing endi” alias yang mana.

Kalau istilah atau lema pundi-pundi, sepertinya di kamus dan bahasa politik, tidak perlu dijelaskan. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar