Operasi Pasar vs
Tahun Politik
Semakin banyak partai politik, berbanding
lurus dengan problematika bangsa. Peradaban perpolitikan Nusantara ditandai
dengan adanya dewan perwakilan daerah. Tak ada hubungannya dengan forum rektor.
Apalagi kaitannya dengan asosiasi pemerintah provinsi.
Penguasa jika kumat, maka modus
apapun menjadi legal, konstitusional. Dalih dan dalil untuk, demi, atas nama kepentingan/kebutuhan
rakyat.
Fungsi utama wakil rakyat dalam
hal legislasi, anggaran dan pengawasan menjadi paket komersial.
Semakin banyak produk hukum malah
membuktikan bahwasanya negara berdasarkan hukum. Namun dalam praktiknya
tergantung siapa, pihak mana yang sedang berurusan dengan hukum.
Semakin banyak dan besar program
dan kegiatan yang akan dijalankan, butuh APBN/APBD yang sesuai. Berimbang dengan dana non-budgeter bagi penyelenggara
negara, pejabat publik, penguasa. Walau seolah kerja manusia politik namun yang
panen raya tetap manusia ekonomi.
Semakin rumit sistem pengawasan
memang itu yang dikendaki di dalam hati. Agar pengawasan membutuhkan waktu,
bukti dan kemasifan hukum yang bernilai tawar. Disini berlaku politik
pembenaran atau dengan kata lain bahwa kebijakan tidak bisa dipidanakan.
Jadi, jika tiap tahun adalah
tahun politik memang begitu adanya yaitu maraknya ideologi buruk, busuk. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar