Mewujudkan
Indonesia Sehat Ideologi
Penguasa 2014-2019 mempraktikkan
peran ganda antara sebagai manusia politik dengan sekaligus status sebagai
manusia ekonomi.
Modal yakin diri dengan mengutamakan
kemandiran pangan, mengedepankan ketahanan pangan. Maka swasembada beras
tercapai dengan gemilang.
Efek domino swasembada beras,
NKRI sepertinya dikucilkan oleh negara pengimpor beras. Nilai tawar NKRI yang
selalu mudah ditawarkan atau dimentahkan di kalangan ASEAN, apalagi berhadapan
frontal dengan negara paling bersahabat.
Kiat melengkapai keamanan
cadangan beras pemerintah atau sebutan manusia ekonomi lainnya, maka secara resmi
presiden meresmikan masuknya beras dari luar negeri. Presiden duga, kalau tak
impor beras dikuatirkan terjadi gizi buruk.
Hebatnya lagi, kawanan atau
koalisi partai politik yang selama ini merasa sebagai atas nama rakyat dan
bangsa Indonesia, malah tutup mata, bungkam seribu bahasa. Yang muncul malah
ujaran penistaan, mengadu domba penggembala domba dengan domba bertanduk.
Tahun politik 2018 dan 2019,
jelas bangsa ini sudah dipetakan untuk sukses sang manusia politik. Negara pengimpor
beras tentu sangat berkepentingan dengan mulai hasil laga kandang pilkada
serentak 2018.
Pihak penjaga keamanan dan
pertahanan negara, sudah siap dengan loyalitas totalnya. Mereka terjebak
perangkap supremasi masyarakat sipil dengan bagi-bagi kursi kekuasaan. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar