Interaksi Pasif
Manusia Dengan Iblis
Hubungan antar manusia, interaksi
manusia sebagai makhluk sosial dalam format norma sosial terjadi perokok pasif.
Manusia bebas atau freeman yang tenar dengan sebutan preman, memang
bebas untuk berbuat apa saja.
Larangan terhadap preman untuk
tida merokok, sama artinya mematikan pemilik tanaman tembakau. Walau HET
sebatang rokok masih terjangkau kantong anak ingusan, dalam dalam skala lokal
bisa menghasilkan profesi pengusaha.
Salah satu oarng super-kaya
Indonesia berkat sebagai pengusaha rokok.
Di bidang lain, aspek kesehatan,
media, dunia kedokteran, ilmu pengetahuan farmasi bisa berpacu melawan berbagai
jenis penyakit akibat polusi asap rokok. Karena perokok aktif masih
dikategorikan sehat jiwa raga.
Dimanapun, kapanpun, perokok
aktif akan tetap melakukan aktivitasnya. Bahkan mereka bisa tahan lapar, tetapi
sulit untuk puasa tidak merokok.
Godaan iblis terhadap umat
manusia memang sesuai kontrak iblis dengan Allah swt. Iblis mampu membelokkan
akidah umat Islam. Jauh sebelumnya, iblis mampu menuntun umat manusia untuk
membuat agama baru.
Bayangkan, iblis zaman sebelum
nabi Adam diciptakan oleh Allah swt, tentu dengan rekan jejak. Manusia zaman
sekarang, dipastikan selalu akan kewalahan. Keculai orang-orang beriman dan
selalu berjalan di jalan-Nya.
Kebebasan yang serba bebas,
menjadikan iblis mudah dalam melaksanakan aksinya. Iblis tidak langsung ke
manusia ybs. Tetapi bisa melalui manusia yang bisa mempengaruhi manusia
sasarannya. Seolah iblis mempunyai kontak person dengan manusia.
Di pihak lain, ada kalangan orang
dan/atau manusia yang seolah menunggu rayuan iblis. Agar nyalinya berlipat. Tentunya
kalau ada anak manusia yang melalukan tindak pidana korupsi, belum tentu akibat
bujuk rayu iblis. Hanya salah lokasi dan waktu.
Manusia cerdas tahu betul apa
saja modus, rekayasa iblis. Mereka lebih gemar menengarai ini-itu sebagai
tangan iblis. Namun lupa bagimana menangkalnya.
Saking lihainya, melihat orang
bersin sampai terpingkal, langsung didaulat sedang kerasukan iblis. Melihat wajah
orang lain yang sedang tidak gembira, serta merta dicap kurang dekat dengan
tuhan. Artinya, iblis sedang merajai hatinya.
Banyak makhluk manusia yang tanpa
sapa, senyum, salam namun dengan enteng bisa menebak isi hati orang lain. Bahkan
memvonisnya yang serba terkait dengan ulah iblis.
Jadi, seberapa jauh, besar,
tinggi kepasifan kita. Di tempat keramaian maupu di tempat hening, senyap tanpa
kata.
Iblis hanya bingung di panggung,
syahwat, industri politik Nusantara. Tanpa gosokan iblis, antar manusia politik
sudah kesetanan, saling gesek, gasak. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar