persatuan
Indonesia vs per-"Indonesia 1"-an
Rakyat ingat-ingat tahi ayam akan
pepatah kuno “hanya keledai impor yang terperosok kedua kalinya di lubang yang sama”. Artinya , bangsa dan
rakyat NKRI – yang secara statistik didominasi buta politik –
jangan sampai mengulang tindakan dan dosa yang sama di periode 2019-2024.
Ki dalang Sobopawon, usai ngelus
dada, lanjut garuk-garuk kepala sendiri. Diakhiri deng tepuk jidat. Ambil nafas
panjang, lanjutkan tugas. Penonton berjubel. Saat acara, adegan, atraksi
favorit yaitu goro-goro. Muncul di tengah malam. Banyak komponen pakem
yang harus ditaati. Agar tak berurusan dengan pihak penjaga malam.
Mulai tahun 2018 ini, pembuka kata
di dalang, menu politik menjadi sajian utama pemerintah. Diimbangi dengan Asian
Games XVIII yang dibuka resmi oleh presiden ketujuh, usai peringatan Proklamasi.
Tepatnya kalau tak salah kalender masehi, pada sabtu 18.8.2018.
Serba “8”, diucapkan oleh ki dalang
dengan mantap.
Artinya lagi, bangsa dan rakyat
Nusantara berharap muncul sosok presiden ke-8 di pemilu legislatif yang bareng
dengan pilpres 2019.
Rakyat seolah terbagi menjadi dua
kutub, kubu.
Pertama. Harapan rakyat akan muncul
wajah baru paslon pilpres 2019; dan/atau Kedua. Doa rakyat semoga tampil sosok
baru sebagai presiden dan wakil presiden terpilih.
Itu saja.`Sampai di sini, salam ki dalang. Goro-goro hanya
disiarkan langsung, tidak boleh direkam. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar