Halaman

Sabtu, 05 Januari 2019

tanah retak sulit air vs tanah ombak bukit air

tanah retak sulit air vs tanah ombak bukit air

Betapa dan bahwasanya adab buang air kecil, buang air seni. Bagi pria yang bebas berdiri di sembarang tempat, ada dalilnya. Disampaikan oleh Rasulullah saw melalui sunah atau hadits. Di KM/WC saja ada tata cara, kode etik, aturan main.

Wajar jika manusia penghuni bumi merasa bebas dengan tanah air milik pribadi maupun milik umum, bersama, negara. Tanah bisa berterima kasih atas curahan hujan dari langit. Disimpan sebagai cadangan di musim kemarau. Sebagian disalurkan ke laut. Bahasa manusia, proses hujan sesuai siklus hidrologi.

Penyediaan air bersih, air minum yang menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah, mampu “membasahkan” pejabat yang bertanggung jawab. Irigasi acap kehilangan tujuan akhir. Uji nyali ketahanan pangan dengan menciutnya tanah pertanian, petak sawah. Diimbangi sikap bisak membagi sertifikat tanah bagi petani.

Pendayagunaan tanah-air secara aklamasi oleh pihak berwajib, bak bercanda dengan hukum alam. Dalih memanfaatkan teknologi mutakhir, gunung pun bisa diratakan. Bumi dikelupas lapisan demi lapisan. Kekayaan laut dikuras atau disedot langsung oleh pembeli asing tanpa bayar.

Udara bebas frekuensi ujaran bebas, dioplos dengan asap karhutla.

Salah satu komponen budaya yang sifatnya mendunia, blobal  dan terdapat pada hampir semua kebudayaan suku-suku bangsa di Indonesia adalah upacara tradisional. Kapan bayi mulai menapak tanah. Sampai adat manusia dan atau orang  Nusantara yang sudah bau tanah.

Kini, konon hanya sejumput dari generasi ujung jari yang tahu akan budi bahasa, budi tutur tradisional dan hanya secuwil yang mampu memerankan budi luhur tradisional secara aktif.

Konsep masyarakat tradisional tentang manusia Indonesia sejatinya,, di antaranya, bahwa jasad manusia terdiri atas empat sir (unsur), yakni sir bumi, sir geni, sir bayu/angin, dan sir banyu/air (unsur tanah, api, angin, dan air).

Rakyat Nusantara memahami makna hari baik. Tahu kapan periode harus berakhir. Tanah-air  butuh waktu untuk merehabilitasi diri, memperbaiki unsur hara yang terkandung di dalamnya. Ikhwal ini bermanfaat sebagai pengendalian penggunaan pestisida dan pupuk buatan impor m,elebihi takaran.

Sifat ketradisionalan mengajarkan kita bagaimana merawat, meruwat bumi beserta langit sebagai sistem, satu kesatuan. Jika Ibu Pertiwi terusik. Dampak nyata pada rasa gusar Bapak Langit. Fenomena seperti badai, curah hujan tinggi, anomali musim.  [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar