tanah retak sulit air vs tanah ombak bukit air
Betapa dan bahwasanya adab buang air kecil, buang air seni. Bagi pria yang
bebas berdiri di sembarang tempat, ada dalilnya. Disampaikan oleh Rasulullah
saw melalui sunah atau hadits. Di KM/WC saja ada tata cara, kode etik, aturan
main.
Wajar jika manusia penghuni bumi merasa bebas dengan tanah air milik
pribadi maupun milik umum, bersama, negara. Tanah bisa berterima kasih atas
curahan hujan dari langit. Disimpan sebagai cadangan di musim kemarau. Sebagian
disalurkan ke laut. Bahasa manusia, proses hujan sesuai siklus hidrologi.
Penyediaan air bersih, air minum yang menjadi wewenang dan tanggung jawab
pemerintah, mampu “membasahkan” pejabat yang bertanggung jawab. Irigasi acap
kehilangan tujuan akhir. Uji nyali ketahanan pangan dengan menciutnya tanah
pertanian, petak sawah. Diimbangi sikap bisak membagi sertifikat tanah bagi
petani.
Pendayagunaan tanah-air secara aklamasi oleh pihak berwajib, bak bercanda
dengan hukum alam. Dalih memanfaatkan teknologi mutakhir, gunung pun bisa
diratakan. Bumi dikelupas lapisan demi lapisan. Kekayaan laut dikuras atau
disedot langsung oleh pembeli asing tanpa bayar.
Udara bebas frekuensi ujaran bebas, dioplos dengan asap karhutla.
Salah satu komponen budaya yang sifatnya mendunia, blobal dan terdapat pada hampir semua kebudayaan
suku-suku bangsa di Indonesia adalah upacara tradisional. Kapan bayi mulai menapak
tanah. Sampai adat manusia dan atau orang
Nusantara yang sudah bau tanah.
Kini, konon hanya sejumput dari generasi ujung jari yang tahu akan budi
bahasa, budi tutur tradisional dan hanya secuwil yang mampu memerankan budi
luhur tradisional secara aktif.
Konsep masyarakat tradisional tentang manusia Indonesia sejatinya,, di
antaranya, bahwa jasad manusia terdiri atas empat sir (unsur), yakni sir
bumi, sir geni, sir bayu/angin, dan sir banyu/air (unsur
tanah, api, angin, dan air).
Rakyat Nusantara memahami makna hari baik. Tahu kapan periode harus
berakhir. Tanah-air butuh waktu untuk merehabilitasi
diri, memperbaiki unsur hara yang terkandung di dalamnya. Ikhwal ini bermanfaat
sebagai pengendalian penggunaan pestisida dan pupuk buatan impor m,elebihi
takaran.
Sifat ketradisionalan mengajarkan kita bagaimana merawat, meruwat bumi
beserta langit sebagai sistem, satu kesatuan. Jika Ibu Pertiwi terusik. Dampak nyata
pada rasa gusar Bapak Langit. Fenomena seperti badai, curah hujan tinggi, anomali
musim. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar