cerdas mengunyah politik sisa impor
Apa saja yang diwartakan, diwartakan
oleh juru terang, tentang gegap gempita panggung politik. Tak perlu dirawat atau ditawar. Boleh dan bisa masuk
lubang kuping kiri, langsung keluar. Asupan gizi politik bergerak bebas 24 jam.
Tak kenal lokasi, tempat.
Keatraktifan pariwara produk asing
dengan perlakuan fisik. Bukti lebih unggul dari produk sejenis. Apalagi produk
lokal kalau ada. Saking cerdasnya, cairan penggoreng aman diminum. Sejalan dengan
modus benturan fisik, pemirsa diposisikan pada strata miskin tak terkendali. Harga
promo dan bebas uang muka.
Kemasan hidup berbangsa dan
bernegara kian tampak cerdas. Rakyat terseret arus sebagai loyalis penguasa
tanpa pikir panjang. Melebihi pola kultus individu zaman Orde Lama. Ramuan politik
Orde Baru menambah betapa mulianya sebuah partai politik.
Kian terasa, senin hari pertama
kerja. Lalu lintas menyajikan ramah semu. Lomba antara karena waktu dengan
tugas telah menanti. Jam sibuk bukan ukuran etos kerja. Memang bangsa ini gemar
hura-hura. Dilengkapi dengan busana kebesaran. Kelompok demi kelompok muncul di
jalanan. Kendati atribut sama, bukan berarti otomatis membentuk ikatan. Rumus téga
tak téga.
Persaingan antar pelaku politik,
kian membara akibat bentuk pemerintahan multipartai. Pemilu serentak menjadikan
pemilu legislatif hanya bersifat untung-untungan. Kawanan parpol pendukung
capres petahana, bisa diuntungkan.
Spekulasi politik menjadikan petugas
partai dan sejenisnya, tak mau repot. Tak berani melihat fakta lapangan. Laporan
intelijen melalui proses penyesuaian selera dan musim politik taktis. Dukungan sesama
pemerintah, semangat pasar bebas global. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar