Halaman

Senin, 14 Januari 2019

cerdas mengunyah politik sisa impor


cerdas mengunyah politik sisa impor

Apa saja yang diwartakan, diwartakan oleh juru terang, tentang gegap gempita panggung politik. Tak perlu  dirawat atau ditawar. Boleh dan bisa masuk lubang kuping kiri, langsung keluar. Asupan gizi politik bergerak bebas 24 jam. Tak kenal lokasi, tempat.

Keatraktifan pariwara produk asing dengan perlakuan fisik. Bukti lebih unggul dari produk sejenis. Apalagi produk lokal kalau ada. Saking cerdasnya, cairan penggoreng aman diminum. Sejalan dengan modus benturan fisik, pemirsa diposisikan pada strata miskin tak terkendali. Harga promo dan bebas uang muka.

Kemasan hidup berbangsa dan bernegara kian tampak cerdas. Rakyat terseret arus sebagai loyalis penguasa tanpa pikir panjang. Melebihi pola kultus individu zaman Orde Lama. Ramuan politik Orde Baru menambah betapa mulianya sebuah partai politik.

Kian terasa, senin hari pertama kerja. Lalu lintas menyajikan ramah semu. Lomba antara karena waktu dengan tugas telah menanti. Jam sibuk bukan ukuran etos kerja. Memang bangsa ini gemar hura-hura. Dilengkapi dengan busana kebesaran. Kelompok demi kelompok muncul di jalanan. Kendati atribut sama, bukan berarti otomatis membentuk ikatan. Rumus téga tak téga.

Persaingan antar pelaku politik, kian membara akibat bentuk pemerintahan multipartai. Pemilu serentak menjadikan pemilu legislatif hanya bersifat untung-untungan. Kawanan parpol pendukung capres petahana, bisa diuntungkan.

Spekulasi politik menjadikan petugas partai dan sejenisnya, tak mau repot. Tak berani melihat fakta lapangan. Laporan intelijen melalui proses penyesuaian selera dan musim politik taktis. Dukungan sesama pemerintah, semangat pasar bebas global. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar