cerdas
menyibak fatamorgana politik 2019
Mengawali
hari pertama 2019. Pakai pitutur Jawa: ojo dumeh, ojo kagetan, ojo gumunan. Bukan berarti hanya berlaku bagi masyarakat, suku
bangsa Jawa. Falsafah lugu ini diterapkan kapan
pun tetap berlaku. Diterjemahbebaskan ke dalam bahasa Indonesia, terserah
kearifan pembaca.
Sebagai ‘penyakit’,
nyaris melanda semua strata sosial penduduk Nusantara. Tak pandang warna bulu. Tak
ada beda kelakukan sesuai jenis kelamin. Dibandingkan dengan karakter raksasa
dan atau kesatria di dunia pewayangan, manusia lebih unggul segala aspek. Tiga pilar
utama tadi masih kurang.
Menyangkut panggung
politik, jelas pelaku politik sampai petugas partai wajib memilik rasa
kebalikannya. Mentang-mentang, manfaatkan kesempatan, sekali sabet dua tiga
kursi tergapai. Bahasa globalnya: pemenang, juara umum mengggondol, memboyong
semua.
Nasib bangsa
lima tahun ke depan ditentukan hasil pesta demokrasi Rabu, 17 April 2019. Siapa
pun pemenangnya, serba atau tri ‘ojo’ tadi dan
sekian ‘ojo’ berikutnya tetap
berlaku. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar