Halaman

Minggu, 06 Januari 2019

komplikasi bencana, olok-olok politik vs doa rakyat


komplikasi bencana, olok-olok politik vs doa rakyat

Tahun politik menjadikan setan kerja ringan. Tapi tak kurang bingung binti linglung. Memikirkan daya serap manusia politik. Sedikit diberi hasutan, langsung dicerna dan dikembangbiakkan. Langsung bertindak cepat. Ini terjadi pada generasi ujung jari. Seperti anak kecil diberi mainan. Langsung pasang tanduk, nyali berlipat. Sigap seruduk melibas lawan politik.

Mainan bernama media sosial dengan aneka platform. Bebas konten bergambar maupun bertulis apa saja. Tak perlu mikir apalagi sensor hati nurani. Antara produk yang dikeluarkan berupa kentut dan ucap mulut sama saja.

Setan paling bingung ketika banyak aneka kejadian yang dilakukan penguasa, bukan karena bisikannnya. Antar koalisi partai setan melakukan rapat dengar pendapat, agenda utama saling salah-menyalahkan. Malah terbukti semua ulah manusia – penista agama, anomali tahun politik 2019, propaganda kebohongan sejujur-jujurnya vs provokasi kejujuran dibohongi hidup-hidup sampai olok-olok politik, awal bobrok dan borok moral bangsa – memang asli kinerja, krida manusia Nusantara.

Secara individu maupun berjamaah di surau, di langgar, di musholla atau pelataran. Doa rakyat dalam hati maupun yang terucap santun, lirih. Tanpa alamat. Tak ada ‘atas petunjuk bapak presiden’. Ditujukan kepada untuk kaum bangsa. Agar negara selamat dari angkara. Jauh bebas dari watak durjana penguasa. Merdeka dan mandiri hingga urusan dapur. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar