rakyat potensi bangsa, bukan modal raih kursi
Mungkin, karena kata, lema ‘rakyat’ tertera, tercantum, tersebut di sila keempat dan sila kelima
Pancasila. Maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Cuplikan
preambule UUD NRI 1945.
Wajar jika anak bangsa pribumi membayangkan sosok rakyat
identik dengan wong desa.
Rakyat sebagai kekuatan pendukung usaha pertanahan dan
keamanan negara, diterakan pada UUD NRI 1945.
Jadi, kalau MPR dan atau DPR tidak ada ‘R’ tak ada arti.
Tak akan hidup. Bukan berarti tak ada
manfaat. Perwujudan utuh dari sila keempat Pancasila. Tak layak diulas, sudah
jelas.
Secara nasional, Pemerintah Indonesia (2013) sudah, telah
melakukan aktivitas pemantauan dan pemetaan konflik secara rutin di semua
provinsi lewat program yang dinamakan Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan
(SNPK). Program ini dihadirkan bekerjasama dengan World Bank, dengan tujuan
untuk memantau tingkat konflik dan kekerasan yang terjadi di semua wilayah,
sehingga dari hasil pemantauan itu, Pemerintah dapat mengambil kebijakan
preventif untuk meminimalisir, mengantisipasi dan mengelola potensi konflik
tersebut di masyarakat.
SNPK ini adalah langkah keterbukaan Pemerintah dalam
memberikan informasi yang akurat, sistematis dan rinci tentang konflik kekerasan
di Indonesia. Pola pemantauan kekerasan ini dilakukan melalui analisis
pemberitaan media. Caranya, semua pemberitaan media terkait konflik dan
kekerasan dimasukkan dalam data entry berdasarkan wilayah dan jenis
kekerasan. Pada waktu tertentu, data ini diteliti dan dianalisis untuk memahami
pola dan tren kekerasan yang terjadi.
Kemajuan TIK membuat peradaban berkemajuan malah melaju tak
terkendali, melesat tak terkontrol. Akhirnya media masa menjadi katalisator
konflik. Menjadi biang, sumber konflik. Khususnya media yang dikelola pengusaha
yang sekaligus aktivis sebuah partai politik. Bahkan, menjadi bagian sentral
penyelenggara negara.
Pengalaman pihak terkait, kalau cuma mencermati
pengkabaran media tidak cukup akurat. Kendati diperkuat dengan investigasi menjurus,
wawancara mendalam, dialog santai,
interaksi aktif bahasa gaul dengan sejumlah aktor konflik. Gaya sidik seperti
ini akan melihat jelas kecenderungan, tren atau fakta dan fenomena kekerasan
yang terjadi di lapangan.
Skenario konflik efek biaya politik biasanya akan
berlanjut ke beberapa periode. Khususnya jika penguasa minat maju ke periode
kedua. Menyimak tren kekerasan atau konflik politik secara sistematis 24 yang
lalu. Menjadi masukan tentang metode proaktif, mitigasi bencana politik 24 jam
yad. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar